Inilah 5 Sektor Yang Paling Diminati Investor

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengungkapkan ada lima sektor yang paling diminati investor dalam berinvestasi di Tanah Air...

6 Kota Dengan Waktu Kerja Terpanjang

Seperti yang dilansir dari laman CNN Money, Minggu (27/9/2015) , berikut kota yang memiliki waktu kerja terpanjang adalah...

Dibawah Kepemimpinan Jokowi, Hutang Menggunung

Seperti yang dilansir oleh Rimanews, Utang yang harus ditanggung pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla terus membengkak. Hingga Agustus 2015, utang pemerintah telah mencapai...

Beragam Jenis Investasi di IDX

Jika Anda ingin mulai berinvestasi terutama di pasar modal Indonesia, sudah sepatutnya sebagai investor mengetahui jenis-jenis investasi yang ada di PT Bursa Efek Indonesia...

Obligasi Pemerintah Diburu

Volume transaksi obligasi pemerintah terpantau meningkat 84% pada perdagangan Rabu (23/9/2015)....

Kamis, 01 Oktober 2015

IHSG Meroket Berkat Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II

IHSG Meroket Berkat Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II


IHSG langsung rebound dari posisi awal 4088.1 pada Selasa pagi (29/9) ke posisi 4198.2 pada penutupan pasar pada hari yang sama. Berkat kebijakan tersebut, Sekarang IHSG berada pada posisi 4258.876 sewaktu penutupan pasar hari ini.

Berikut kebijakan paket ekonomi yang digalakkan oleh pemerintahan Jokowi-JK:

IHSG Meroket Berkat Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II

Senin, 28 September 2015

Inilah 5 Sektor Yang Paling Diminati Investor

lima sektor yang paling diminati investor

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengungkapkan ada lima sektor yang paling diminati investor dalam berinvestasi di Tanah Air.

Pertama adalah sektor listrik, gas, dan air. Terjadi peningkatan menjadi Rp309 triliun pada tahun ini dari sebelumnya Rp30,07 triliun.

"Komitmen investasi listrik, gas, dan air terjadi peningkatan. Artinya, begitu antusias investasi di sektor infrastruktur terutama listrik," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Kamis (23/7/2015).

Kemudian sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mengalami peningkatan dari Rp35,74 triliun tahun lalu menjadi Rp107,3 triliun tahun ini. "Artinya naik tiga kali lipat. Selanjutnya tanaman, pangan, dan perkebunan Rp48,8 triliun," papar Franky.

Keempat, sektor industri kimia dengan nilai komitmen mencapai Rp46,3 triliun. Terakhir, adalah sektor mineral dan nonlogam Rp28,8 triliun. "Ini lima besar sektor yang diminati investor," pungkasnya.

sumber: sindonews

Beragam Jenis Investasi Di IDX

beragam jenis investasi di idx

Jika Anda ingin mulai berinvestasi terutama di pasar modal Indonesia, sudah sepatutnya sebagai investor mengetahui jenis-jenis investasi yang ada di PT Bursa Efek Indonesia.

Contoh investasi yang diminati oleh berbagai kalangan di Indonesia, seperti di bidang properti, baik tanah maupun bangunan, atau di bidang komoditas, seperti logam mulia dan emas batangan, serta produk investasi lainnya.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap investasi di pasar modal Indonesia yang dapat menghasilkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Adapun beberapa produk investasi yang tersedia di pasar modal Indonesia untuk menjadi pilihan investasi pelaku pasar, yaitu saham, Real Estate Investment Trust (REIT), Exchange Traded Fund (ETF), Obligasi Negara, dan Obligasi Korporasi termasuk Sukuk.

Setiap produk investasi memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing, dan dapat mempermudah pemodal dalam menentukan pengambilan keputusan dan tujuan investasinya sesuai dengan karakteristik dari setiap instrumen investasi yang ada.

Berdasarkan data yang didapat dari tim riset BEI, sampai dengan akhir April 2015, jumlah produk investasi yang terdaftar di BEI, yaitu 512 saham, delapan (8) ETF, satu (1) REIT, 93 seri Obligasi Negara, dan 399 seri Obligasi Korporasi termasuk Sukuk.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki ragam jenis produk investasi yang dapat menjadi pilihan bagi pelaku pasar untuk berinvestasi. Sebagai regulator pasar modal, BEI dituntut untuk selalu berkembang dan berinisitaif dalam menciptakan ragam produk investasi yang dapat memenuhi kebutuhan investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Sejak perdagangannya terhenti di 2008, produk derivatif dianggap kurang diminati oleh pelaku pasar karena menggunakan peraturan yang berbeda dengan bursa lain.

Atas dasar tersebut, saat ini BEI sedang dalam tahap persiapan untuk mereaktivasi produk derivatif yang rencananya akan dilakukan pada akhir semester pertama di 2015 ini.

Pengaktifan kembali kedua produk derivatif diyakini akan diminati oleh investor karena telah dilakukan modifikasi pada aturan pelaksanaan perdagangan produk derivatif yang akan mengikuti common best practice dari beberapa bursa dunia.

Bertujuan untuk memastikan tidak terjadi kendala dalam transaksi perdagangan derivatif, BEI juga terus melakukan update terhadap sistem perdagangan, serta menyiapkan pihak-pihak yang menjadi penggerak pasar (liquidity provider) untuk menjaga supply dan demand dari produk derivatif tersebut.

Variasi produk investasi dari inovasi yang dikembangkan oleh BEI juga membuka peluang yang lebih besar bagi para investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Untuk itu, perlu diperhatikan bahwa kesadaran berinvestasi dan mengubah masyarakat Indonesia dari masyarakat yang gemar menabung (saving society) menjadi masyarakat yang gemar berinvestasi (investment society) merupakan hal yang menjadi salah satu prioritas program pengembangan di BEI.

Minggu, 27 September 2015

Bursa China Dalam Tekanan Kuat Karena Sektor Perbankan

Bursa China Dalam Tekanan Kuat Karena Sektor Perbankan

Diawal perdagangan bursa saham Tiongkok Senin pagi (28/9), indeks Shanghai terpantau masih dibuka dengan melanjutkan pelemahan diperdagangan akhir pekan sebelumnya, dimana pada pagi ini sektor keuangan menjadi pemberat bursa saham Tiongkok pagi ini.

Pemberat saham pagi ini adalah saham Agricultural Bank of China sebesar -0.65%, saham Ping An Insurance -0.61%, saham Bank Of China -1.31%, saham China Life Insurance -0.95%, saham Industrial & Comercial Bank of China (ICBC) -1%, selain itu turut diperlemah oleh saham China Shenhua Energy -0.60%, saham PetroChina -0.82% saham China Petroleum & Chemical -1.23%.

Pergerakan indeks Shanhai pagi ini dibuka menurun sebesar 6.78 poin atau 0.22%, dengan menjadi 3.085,56 poin dari posisi penutupan diakhir perdagangan bursa saham sebelumnya pada posisi 3.092,34 poin serta berhasil mencatatkan penguatan terbesar diperdagangan bursa saham sebelumnya pada posisi 3.149,03 poin dan penurunan terendah diakhir pekan sebelumnya pada posisi 3.064,42 poin.

Apabila pergerakan indeks berhasil berbalik arah menguat kembali, maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance pertama pada posisi 3.125,00 poin dengan MA5 bawah BB10 daily, jika pergerakan indeks berhasil menembus resistance pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance kedua pada posisi 3.170,20 poin dengan MA5 tengah BB10 H4.

IPO Saham Perdana Victoria Insurance Tbk

IPO saham victoria insurance

Harga saham PT Victoria Insurance Tbk. (VINS) dibuka di harga Rp125 atau naik 19,05% dari harga penawaran Rp105 pada pembukaan sesi I hari pertama pencatatan saham perdananya hari ini, Senin (28/9/2015).

Victoria Insurance menjadi emiten ke 517 di BEI sekaligus emiten ke-13 yang mencatatkan saham perdana tahun ini.

Direktur Utama Victoria Insurance Loekito Sanggitariono mengatakan aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat jariangan usaha perseroan, termasuk dari sisi penguatan nasabah.

PT Victoria Insurance Tbk. (VINS) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) 2,1 kali atau senilai Rp82,94 miliar dari target perolehan dana Rp32,48 miliar dalam penawaran umum saham perdana.

Anak usaha PT Victoria Investama Tbk. (VICO) itu melepas 25,92% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau setara dengan 376 juta saham dengan harga penawaran ditetapkan Rp105 per saham, di batas atas harga penawaran awal Rp100-Rp105.

PT Victoria Securities Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi pun mengemukakan kelebihan permintaan mencapai 111 kali dari jumlah alokasi penjatahan saham pooling selama dua hari masa penawaran (offering period) 21-22 September.

Victoria Securities dibantu oleh sindikasi lima perusahaan sekuritas, yakni PT Erdikha Ellit Securities, PT HD Capital Tbk., PT Inti Fikasa Securindo, PT Onix Sekuritas, dan PT Yulie Sekurindo.

VINS akan memanfaatkan seluruh dana IPO senilai Rp39,48 miliar untuk modal kerja guna memperkuat struktur permodalan sehingga kemampuan perusahaan menanggung risiko meningkat.

Setelah IPO, kepemilikan Victoria Investama tersisa 73,34%, sedangkan Aldo Jusuf Tjahaja 0,74%.

Dibawah Kepemimpinan Jokowi, Hutang Menggunung

utang indonesia menumpuk

Seperti yang dilansir oleh Rimanews, Utang yang harus ditanggung pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla terus membengkak. Hingga Agustus 2015, utang pemerintah telah mencapai Rp 3.005,51 triliun. Angka ini berarti meningkat hingga Rp 94 triliun hanya dalam kurun waktu satu bulan.

Berdasarkan data yang dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, Rabu (23/9/2015), utang pemerintah per Juli 2015 tercatat di posisi Rp 2.911,41 triliun. Dengan demikian, dari Januari hingga Agustus 2015, utang pemerintah bertambah hingga Rp 397 triliun.

Jumlah utang Rp 3.005 triliun itu terdiri dari pinjaman sebesar Rp 729,42 triliun (24,3 persen) dan surat berharga Rp 2.276,10 triliun (75,7 persen).

Jepang tercatat masih sebagai negara pemberi utang terbesar dengan jumlah mencapai Rp 224,33 triliun (7,5 persen). Sedangkan Bank Dunia menjadi lembaga multilateral pemberi pinjaman terbesar hingga Rp 197,10 triliun.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com